A. Pengertian Kopling
Kopling
(Clutch)
adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada
mobil-mobil bensin ,diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya di
peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin.
B. Fungsi
Kopling
1. untuk
memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2. untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,R)
3. untuk
memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi
perseneling tidak pada posisi netral.
Pada umumnya kopling
terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain yang
terletak pada poros engkol.
Beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros
penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau
lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
C.
Jenis-Jenis Kopling
1.
Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk
melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada
bidang gesek.
Ditinjau dari bentuk bidang geseknya
kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Kopling
piringan (disc clutch)
Gambar kopling piringan
Kopling
piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan atau disc.
b. Kopling konis (cone clutch)
Gambar kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling
dengan bidang gesek berbentuk konis.
2. Kopling
Menurut Jumlah Piringan
a. Kopling
plat tunggal
Kopling plat
tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanyasatu.
Gambar kopling tunggal
b. Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat
banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu. Gesekan
antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga
memerlukan media pendinginan.
3. Kopling
Ditinjau Dari Media Kerjanya
a. Kopling basah
Gambar kopling basah
Kopling
basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam
cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat
banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja
kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang
gesek kopling dan perlu pendinginan.
b. Kopling kering
Gambar kopling kering
Kopling
kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak
terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak). Untuk
mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya
dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan.
4. Kopling Ditinjau
Dari Pegas Penekan
a. Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas
penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan
pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan.
Sedangkan kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan
kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh
gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga
kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat
yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat.
Gambar kopling pegas spiral
b. Kopling
pegas diaphragma
Adalah unit
kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas
diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma
mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang
responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm
ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.
Gambar kopling pegas diafragma
D. Komponen-Komponen Kopling
dan Fungsinya
1.
Plat Kopling
Berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin dari
fly whee dan plat penekan ke input shaft transmisi. plat kopling disebut dengan
kanvas kopling terbuat dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat
dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :
a.
Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang
memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
b.
Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan menyebabkan panas dan
kotoran debu bahan yang aus. Kanvas kopling dilengkapi dengan alur yang
berfungsi untuk ventilasi dan menampung dan membuang debu yang terjadi.
c.
Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk bergesekan, maka
perlu dibuat tahan terhadap keausan akibat gesekan.
d.
Dapat mencengkeram dengan baik. Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan
kejutan baik dalam bentuk pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial,
hingga disebut dengan pegas radial.
Gambar
Konstruksi Plat Kopling.
Bagian-bagian plat kopling meliputi :
a) Clutch Hub berfungsi
sebagai tempat perkaitan unit plat kopling dengan input shaft transmisi yang
memungkinkan unit plat kopling dapat bergerak sedikit maju dan mundur.
b) Disc Plate berfungsi
sebagai rangka utama dari unit plat kopling untuk menahan beban kerja.
c) Torsion Dumper berfungsi
untuk meredam hentakan/ puntiran saat kopling mulai menghubungkan/ meneruskan
putaran dan pada saat akselerasi maupun deselerasi
d) Kampas Kopling/ Facing berfungsi
untuk memperbesar gesekan, sehingga effisiensi pemindahan tenaga dan daya mesin
optimal.
e) Cushion Plate berfungsi
untuk dudukan facing atau kampas kopling serta memperhalus kerja kopling.
f ) Paku Keling/ Rivet berfungsi
untuk menyatukan kampas kopling dan cushion plate serta menyatukan cushion
plate dan disc plate.
2.
Plat penekan
Berfungsi untuk menekan plat kopling
terhadap fly wheel dengan adanya tekanan pegas penekan.
Gambar
plat penekan
3.
Pegas penekan
Berfungsi untuk memberikan gaya tekan
kepada plat penekan.
Gambar
pegas penekan
4.
Rumah Kopling/ Tutup Kopling
Berfungsi untuk dudukan
komponen-komponen unit kopling, sebagai tumpuan tuas penekan serta untuk
memungkinkan terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin dengan akurat
dan cepat.
Gambar konstruksi rumah kopling
5.
Tuas Penekan
Berfungsi untuk meneruskan gaya pedal
kopling yang melalui bantalan pembebas untuk menekan pegas penekan
6.
Bantalan Pembebas
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong
dari release fork ke tuas pembebas/ pegas diaphragm pada saat pedal kopling
ditekan.
Gambar
bantalan pembebas
7.
Garpu Pembebas
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong/
tarik dari pedal kopling untuk menekan bantalan pembebas.
Gambar
bantalan dan garpu pembebas
E. Prinsip Kerja Kopling
1. Pada Saat Pedal Kopling Di Injak
Saat pedal kopling di injak maka release
fork akan menekan release bearing ke depan sekaligus menekan diafragma spring
sehingga diafragma spring akan mengungkit pressure plate. Dengan demikian disc
clutch akan terbebas sehingga
putaran mesin tidak di teruskan ke transmisi.
Gambar pada saat pedal kopling diinjak
2. Pada Saat Pedal Kopling Di Lepaskan
Saat kopling di lepas maka release fork
kembali ke posisi semula dan release bearing tidak menekan diafragma spring
sehingga pressure plate kembali menekan clutch disc dengan fly wheel sehingga
daya dari mesin di teruskan ke
transmisi.
Gambar pada saat pedal kopling dilepas
F. Pemeriksaan Unit Kopling
Pemeriksaan pada unit kopling dan
komponen – komponennya meliputi pemeriksaan pada bagian – bagian ;
1.
Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing
tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan
pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara
fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Pemeriksaan release bearing dengan cara
pengujian kerja sebagai berikut :
a.
Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran
kasar atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
b.
Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan
pada semua arah untuk
memastikan self
centering system agar tidak tersangkut. Hub dan case harus bergerak kira-kira 1
mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!
Gambar Pengujian release bearing
2.
Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas
pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
a.
Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan
dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.
Gambar Pemeriksaan
keausan pegas
b.
Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing.
Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan
melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
Gambar Pengukuran keausan
pegas
c.
Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST
dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas
pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
Gambar Pemeriksaan
kerataan tinggi pegas
d.
Pemeriksaan dengan dial indikator, dengan dial indikator dan alat
pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas
diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial
dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
Gambar Pemeriksaan
kerataan tinggi pegas
e.
Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan, Panjang bebas
pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit.
Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual). Semakin
besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
Gambar Pengukuran
panjang dan kesikuan pegas penekan
f.
Pemeriksaan tegangan pegas penekan, tegangan pegas penekan sangat
berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya
mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/
besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat
dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh
terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
Gambar Pengukuran tegangan
pegas penekan
g.
Perbaikan/ penyetelan, bila penyimpangan tidak masuk dalam
spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
a) Pegas diaphragm
Pada
pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST.
b) Tuas pembebas
Penyetelan
tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas
pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah
kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
3.
Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan
dengan beberapa tahapan yaitu :
a.
Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan
mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
b.
Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge.
Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
Gambar Pengukuran kerataan
plat penekan
c.
Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin
bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
4.
Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan
dengan beberapa tahapan yaitu :
a.
Pemeriksaan Secara Fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
b.
Pemeriksaan Dan Pengukuran Kedalaman Paku Keling Dengan Jangka Sorong.
Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi
spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
Penggantian kampas kopling dilakukan
dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan
bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan
menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan
bantuan roller instrumen dan dial indikator.
c.
Pemeriksaan Kekocakan Atau Kerusakan Torsion Dumper. Jika
ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat
kopling unit baru.
d.
Pemeriksaan Keausan Atau Kerusakan Alur-Alur Hub.Kaitkan/
pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak
dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat
kopling baru.
e.
Pemeriksaan Run-Out Plat Kopling. Dengan rollerinstrumen
(mesin/alat-pemutar) dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila
run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
5.
Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan
dengan beberapa tahapan yaitu :
a.
Pemeriksaan Secara Fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika
ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
dengan plat kopling baru.
b.
Pemeriksaaan Keausan Gigi-Gigi Ring Gear Dari Keausan Dan Kerusakan.
Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring
gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan
ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press.
Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
c.
Pemeriksaan Run-Out Fly Wheel. Dengan dial indicator periksalah
run-out fly wheel! Bila runout melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
d.
Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada
arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti
dengan pilot bearing yang baru.
e.
Penggantian Pilot Bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing
lama dengan SST sliding hammer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar